Kamis, 28 April 2016

Pikiran

Setelah berbulan-bulan tidak pernah merasakan cemas dan kuatir berlebihan, tadi sore di kereta dalam perjalanan pulang, tetiba seperti mendapat serang depresi. Datang menghantam pikiran sangat cepat. Pasti sebabnya dalam perjalanan tadi, aku tidak melakukan apa-apa, dan membiarkan pikiranku diam, dan kemudian dia berlari ke sana kemari seenak hatinya, dan jadinya...begitulah. Ohya, memang sudah lama sekali aku tidak membiarkan pikiranku diam sejenak, dari bangun pagi, hingga tidur malam, aku menjejalinya dengan berbagai hal, mulai dari rencana kepindahan, kerjaaan kantor, terjemahan, hingga berita yang berseliweran di linimasa facebook. Tadi karena menghemat batere handphone, aku sengaja tidak menggunakan hp untuk mengecek facebook misalnya.

Sekalinya dibiarkan diam, tahu-tahu serangan depresi.

Tiba-tiba, tadi aku sangat merasa takut mati. Bagaimana aku bisa melakukan perjalanan meninggalkan dunia ini seorang diri. Tetiba teringat dosa-dosaku, aku takut akan karmaku. Usiaku sudah di atas 30 tahun, aku bukan lagi gadis belasan tahun dengan masa depan gilang gemilang menanti. Aku mungkin sudah separuh jalan usiaku. Siapa tahu besok aku mati, siapa yang bisa menduga. Tadi benar-benar seperti panic attack.

Selama ini, aku mengisi kekosongan hidup dengan berbagai hal, kekuatiran tentang anak-anak, tentang hal-hal kecil, tugas sekolah, hadiah ulang tahun. Dan belakangan, mungkin dengan beban pekerjaan sampingan, terjemahan. Dan setiap masa, dengan rencana kepindahan, visa, penginapan, dan lain-lain. Aku menutupi hal yang mungkin paling penting dalam hidup, tentang tujuan hidup yang sebenarnya. Aku belum siap untuk itu. Aku malah mengejar hal lain, PhD, keluar negeri. Euforia tentang hal ini sejenak mengisi kekosongan, tapi saat aku membiarkan pikiranku hening, kekosongan yang sebenarnya tetap ada.

Living in the moment, enjoy. Breathe, easily, slowly. Touch the sunshine, touch the cloud and the rain in every flower. Touch the love, the pain, the reality of life. May it flow as it might be. May you enjoy every second, the good, the bad, the happy, the sad, the joy, the pain. For it doesn't define you, doesn't even touch you at all, if you remain free.

Kamis, 21 April 2016

Medan trip february 201y

Perjalanan pulang kali ini cukup berkesan, apalagi ini pertamakalinya pulang bersama anak-anak tanpa papanya.
Hal yang sangat kukuatirkan bukanlah perjalanan dengan pesawat, namun lebih ke makan apa anak-anak selama di medan, . Maklum, selama ini makanan anak-anak, mertua dan pembantu yang menyiapkan. Apalagi ada rencana pergi ke danau toba yang jaraknya sekitar 5 jam dari medan, menginap di villa, yang kabarnya sulit mencari makan, apalagi buat anak-anak. Namun, kali ini aku memilih untuk sedikit relaks, tidak menyusun menu ataupun membawa bekal macam2. Aku cuma membawa sedikit abon sapi dari jakarta untuk jaga-jaga. Setiap hari aku biarkan semuanya mengalir dan memikirkan menu setiap makan satu per satu setiap waktu makan. Sebagian masak, terutama sop-sopan, sebagian besar lauk aku beli, untungnya di medan, segala jenis makanan bertebaran. Ohya, aku juga sedikit menurunkan standarku akan makanan anak-anak. Selama perjalanan ke danau toba, anak-anak makan popmie sekali dan indomie sekali.
Banyak cerita dan perenungan macam-macam selama di medan kali ini. Berikut ini adalah macam-macam hal yang pernah mampir di pikiranku selama di sini dan ditulis secara acak.
Menu ke danau toba
Berangkat jam 7..minum susu
Di jalan makan biskuit momogi 2x
Jam 9 sampai tebing..owen muntah
Owen makan nasi goreng, lala nasi putih
Minum susu.
Mendekati prapat..owen muntah.
Jam 1an..sampai parapat, makan nasi putih dgn kuah baso ikan dan ikan goreng
Sore owen makan roti 1, popmie
Lala...lupa..nasi putih keknya dan susu
Pagi..lala owen sarapan kokokrunch
Jam 10an makan indomie
Jam 1 owen dan lala makan nasi putih dgn abon..lala banyakan nasi putih doank. Minum susu..berdua tidur di jalan.
Sampai siantar...jam 3an..makan siang..tp anak2 ga mau makan
Jam 5an dr kebun binatang..lala minum susu. Owen makan nasi dgn abon dan telur.
Lala minum susu, owen minum susu.
Lala tidur jam 8an di mobil
Owen sampai rumah makan kwetiau goreng.
Perginya udah bekel ikan, udang..kagak kepake..hehehe
N termyata di tuktuk banyak resto dan cafe..tp ga jadi beli juga akhirnya
 if
hah...baru sempat menyambung lagi sekarang. Pulang medan, biasalah banyak cerita gosip-gosip tetangga, haha. kali ini trending topiknya tentang tetangga yang selama ini tampak makmur, berdandan cantik tiap hari, ternyata berhutang sana di sini di tetangga sepanjang jalan ini. termakan gaya hidup konsumtif.

Pulang ke medan hanya bertiga dengan owen lala juga membuatku sangat mampu  memahami sulitnya menjadi single parent dan betapa dukungan keluarga besar menjadi sangat berarti. Selama seminggu kemarin, ke mana-mana koko yang sangat banyak membantu, menghandle anak-anak saat aku kewalahan, membantu menjaga mereka ketika di mal, dan banyak lagi, termasuk ikut memikirkan jam makan dan jam tidur anak-anak saat kami sedang berpergian.

Aku juga menyadari bahwa setiap orang memiliki nilai berbeda yang mereka anut, yang mereka hargai, yang mereka prioritaskan dalam hidup. Jujur aku lupa sih, dulu mau tulis apa tentang topik ini haha...kayaknya tentang pertentangan anak dan orang tua karena perbedaan nilai yang mereka anut. misalnya, orang tua sangat mementingkan bahwa anaknya memiliki pekerjaan yang baik, yang mapan. sementara anak mungkin lebih mengutamakan kepuasan dalam bekerja, kehangatan hubungan, dan lain-lain. alaahh..ngomong apa ini, asa ga nyambung.

Meeting old friend
pulang ke medan selalu memicuku untuk berpikir tentang bertemu teman lama, mengobrol ngalor ngidur, mengenang masa lalu, namun sayang tidak selalu kesampaian.