Senin, 12 Oktober 2015

Kekuatan impian, melampaui kemalasan

Pernah mendengar tentang ungkapan going the extra miles?? Nah...posting kali ini akan khusus membahas tentang hal ini. Ini sedikit banyak masih berkaitan dengan pemburuan beasiswa, tapi yang akan dibahas di sini adalah lebih ke pengejaran impian secara umum, jangka pendek maupun jangka panjang.

Going extra miles pertama kali aku baca di buku "negeri lima menara" karya Ahmad Fuadi. Seorang sahabat baru-baru menyinggung hal ini dalam percakapan kami. Dan belum lama ini juga, seorang teman menjadi contoh yang baik sebagai pelaku going the extra miles. Ketiga hal inilah yang menjadi inspirasi posting kali ini.

Going extra miles diartikan berbuat lebih. Jika orang lain berlatih 2 jam, maka berlatihlah 4 jam. Jika mahasiswa lain belajar 1 malam, belajarlah seminggu sebelumnya. Jika orang lain membaca 10 buku, bacalah 20 buku. Begitulah kurang lebih maknanya. Dan saya sangat meyakini kekuatan tekad ini.

Going extra miles biasanya akan diikuti dengan mestakung. Ketika kita berusaha keras, semesta pun akan mendukung.

Salah seorang teman menunjukkan contoh yang sangat baik tentang hal ini. Teman ini harus melakukan oral presentation dalam bahasa inggris di salah satu kongres. Dalam upaya untuk mengatasi kekurang percaya dirian nya akan bahasa inggris, dia kemudian menyusun transkrip dalam bahasa inggris yang baik, mengambil kutipan dari jurnal2, dan berlatih mengucapkan dan menuturkannya dengan lancar dan percaya diri dengan bantuan google. Tahu kan, kalau kita search satu kata bahasa inggris di google, selain muncul artinya, biasanya juga ada voice cara mengucapkannya. Luar biasa upayanya, tidak semua orang akan melakukannya, dan tidak sia-sia, teman saya ini kemudian meraih juara 1, dengan nilai dari presentasinya jauh melampaui peserta lain, termasuk peserta manca negara.

Saya juga menangkap hal yang sama dari seseorang yang blog nya sering saya baca. Beliau juga menuturkan bahwa setiap kali presentasi, pasti beliau akan latihan dulu, hingga ke pengaturan waktu, bahkan menyiapkan selipan jokes. Sungguh luar biasa.

Going extra miles is not just about preparation. Ada seorang teman lagi yang memang pola bekerja nya mepet2. Presentasi besok, malam ini baru menyiapkan slide. Namun saya percaya dia ini juga go extra miles. Dia pasti banyak mengisi waktu dengan bacaan bermanfaat, mengisi pikiran dengan ilmu. Jika tidak bagaimana mungkin bisa menyelesaikan slide presentasi dalam waktu sesingkat itu. He goes extra miles in his own way.

Kembali ke judul, tentang kekuatan impian dan melampaui kemalasan.

Setengah tahun lalu, aku sampai pada titik yang sangat stagnan dalam hidupku. Sebenarnya hidupku sangatlah terberkahi, aku punya keluarga, suami dan anak2 yang baik, pekerjaan yang baik. Tapi rasanya jenuh. Tahun ini adalah 10 tahun aku bekerja, mungkin aku bosan. Tapi disuruh pindah kerja pun, rasanya aku tidak ingin. Aku sangat mencintai pekerjaanku saat ini, aku menyenangi teman-teman setim dan suasana kerjanya. Tapi seperti ada yang kurang. Aku kekurangan satu hal, harapan, impian.

Dan sejak suami membolehkan aku berburu beasiswa keluar negeri, aku seperti menemukan cahaya kembali. Bulan april hingga juni itu, aku ingat sekali, setiap malam aku berburu informasi beasiswa hingga malam2. Ditambah pula, waktu itu aku sedang menerima job menerjemahkan buku. Tapi di tengah keruwetan dan beban pekerjaan yang banyak itu pula, entah kesambet apa, aku berhasil mengerjakan banyak hal, menyelesaikan terjemahan buku sesuai target, membaca puluhan jurnal dalam rangka mencari topik research dan supervisor, menyisir web kampus yang aku incar dalam memilih profesor, menyiapkan diri dan mengikuti tes ielts. Tidak jarang bergadang hingga lewat tengah malam.
Inilah kekuatan impian. It moves us forward. Seperti ada energi dan semangat. Ini bahkan membuatku lebih bahagia, somehow.

Dan ini bukan perkara berhasil atau tidak, bukan perkara menyaingi orang lain. Dengan ada impian di hati kita, yang paling penting adalah mengalahkan diri kita sendiri, melampaui kemalasan-kemalasan kita, melampaui batas-batas yang kita buat untuk diri sendiri, meningkatkan standar rasa puas dan cukup akan pencapaian kita, dengan senantiasa tetap bersyukur dan bersiap untuk yang kegagalan.

Have dream friends, and live to the fullest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar