Sabtu, 12 April 2014

Australia

Mumpung masih segar dalam ingatan...pengen nulis sesuatu tentang travelling kali ini. Being in australia for the first time is absolutely exciting, but cannot compare the awful feeling of leaving the kids at home. Dani terus mencoba tidak terlalu kepikiran, karna katanya nanti mereka ikut kepikiran juga (entah bener ga teori ini....#$@£*). Anyway..memikirkan rumah hanya bikin makin awful karna tidak ada yang bisa dilakukan. 

First impression about australia:
Mereka punya kamar mandi khusus untuk ibu membawa bayi. Jadi di kamar mandinya ada tempat buat naruh bayinya..so cool. Mereka mendukung ibu mandiri. Dan ini ga cuma di airport, tapi juga di convention centre...kamar mandi ini jadi sarang buat aku meres asi...

Orang2nya? Biasa aja si..ada yang ramah,ada juga yang tampk dingin. 

Lingkungan? Jelas bersih...bersih banget malah. Perbandingan land dengan manusianya juga tampaknya gede banget. Jalan2 cenderung lengang. Terasa lapang dan tenang. Dan langitnya tampak bersih...bintang2 bertaburan..aku jatuh cinta dengan langitnya...

Tidak konsumtif. Sulit sekali menemukan tempat belanja (atau entah kalau kami yang dodol dan tidak menemukannya waktu di Melbourne). Tapi dari kemarin yang terlihat adalah museum, gedung pertjnjukan, iklan pertunjukan macbeth, swan lake. Sungguh masyarakat yang kultural.

Gaya hidup sehat. Di semua gerai penjual makanan, selain gambar makanan, dan harga,selalu tertera jumlah kalorinya dalam kj. 

Dan cukup jarang menemukan orang obese di sini. 

Salah satu yang berkesan juga adalah saat salah turun bus dalam perjalanan ke Koala Sanctuary di Lone Pine, Brisbane. me and my colleague stucked in the middle of nowhere...with astonishing view. Tampaknya seperti daerah pegunungan di puncak begitu, namun jauh lebih sepi dan tampak damai. Di kiri kanan, terdapat rumah-rumah dengan halaman luas dan mungkin hutan di baliknya..#ingin deh punya satu di situ, must be a nice place to stay. ongkos naik bus dari pusat kota brisbane juga hanya 7 AUD, cukup murah, karena ongkos naik bus di dalam kota, yang hanya selang 2 bus stop, biayanya 5 AUD something. 

Tapi kesan baik tentang Aussie sedikit tercoreng juga di hari-hari terakhir. Misalnya saat sarapan di cafe depan apartment, kasirnya lupa (atau pura-pura lupa) memberikan uang kembalian. Dan saat sudah setengah jalan ke convention centre dan kembali untuk memintanya, doi sepertinya sama sekali tidak ingat (atau pura-pura tidak ingat). Lalu sempat juga memberikan kembalian yang kurang. Dan di hari terakhir, pagi-pagi saat menunggu taksi ke bandara, dua orang lelaki melintas depan apartment, jelas abis mabuk-mabukan semalaman, jalannya masih tidak lurus, dan tercium bau alkohol. 
But you cannot expect something like perfect country or city I think.

overall, I understand why a lot of the rich from Indonesia move or have house in Australia. Walaupun dalam perjalanan ini kemarin, ada juga orang yang tidak betah karena terlalu sepi katanya. Jadi orang ini tinggal sendiri di jakarta, sementara anak istrinya tinggal di Melbourne. yah..everyone has their own choice.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar