Sabtu, 12 April 2014

Norwegian Wood



Norwegian Wood adalah salah satu novel tua yang memberikan kesan memdalam kepadaku, bukan termasuk salah satu novel-novel yang bisa kubaca ulang lagi, tanpa aku ingat sama sekali ceritanya. 

Dan tak tahu mengapa, tapi hatiku pilu setelah membaca Norwegian wood, novel yang indah tapi juga sekaligus menyedihkan. Membaca tentang Hatsumi-san membuatku sangat sedih. Mengapa dia bisa mencintai orang seperti itu, mengapa dia memilih hidup seperti itu. Dan Nagasawa-san, mengapa dia juga memilih hidup seperti itu. Dan dua orang yang memilih jalan hidup yang begitu berbeda, mengapa pernah mencoba berjalan bersama?
Sedih sekali rasanya. Hatsumi-san yang begitu baik, cantik, tidak mengharapkan apa-apa kecuali Nagasawa-san, tidak punya impian-impian jauh dalam hidupnya, hanya ingin menjalani hidup, jatuh cinta, mencintai, punya anak, dan hidup normal. Dan Nagasawa-san yang menginginkan begitu banyak hal, yang terus menempa diri, yang begitu egois, yang tidak pernah berpikir untuk mencintai siapapun, yang tidak pernah membutuhkan siapapun, mengapa Hatsumi-san harus jatuh cinta kepadanya? jatuh cinta kepada manusia yang tidak merasa membutuhkan siapapun dalam hidup. Alangkah melelahkan.

Dan itu semua membuatku teringat pada diriku sendiri, tentang kehidupan yang kujalani. Siapakah aku?
Apa yang aku cari?
Aku tidak tahu.
Tapi aku sungguh merasa bersyukur atas apa yang kumiliki. "Dia" yang selalu ada buat aku, 'dia' yang sama sekali tidak sama dengan Nagasawa-san, 'dia' yang masih ada sampai hari ini buatku. terimakasihku yang terdalam untukmu. Tidur nyenyak malam ini...^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar